Kota Tangerang, narasibanten.com – Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pertamanan (Budparman) Kota Tangerang dinilai telah menghambur-hamburkan anggaran. Hal tersebut dikatakan Anggota Komisi II DPRD Kota Tangerang, Azka Nur Fauzi lantaran program maupun kegiatan dinas hanyalah sebatas seremonial.
Dirinya menyebut, anggaran yang dikeluarkan oleh dinas Budparman setiap tahunnya cukuplah besar. Namun, output yang dihasilkan dinas tersebut tidaklah maksimal bahkan tidak jelas.
“Ya kalau saya nilai hanya menghabiskan anggaran setiap tahunnya. Ini kan sama saja menghambur-hamburkan uang rakyat,” ujar Azka ditemui di ruangnya, Rabu (30/04/2025) sore.
Menurut Azka, selama ini program-program maupun kegiatan yang dikerjakan Disbudpar Kota Tangerang hanya sebatas seremonial, seperti mengadakan festival-festival atau kegiatan kebudayaan hanya untuk meramaikan even itu sendiri.
“Ya ramai, ramai sekali setiap mereka bikin even. Tapi apa hasilnya buat Kota Tangerang mana outputnya dari kegiatan itu? Semua juga bisa membuat even kalau ada anggaranya,” kata dia.
“Lalu kemudian, bagaimana setiap even itu bisa menghasilkan sesuatu bagi daerah, bukan saja pada saat digelarnya even itu, tapi setelahnya bagaimana,” sambung Azka.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Tangerang tidak bisa terus menerus membuat program/kegiatan yang bersifat seremonial.
Namun lanjutnya, harus benar-benar dapat dirasakan buat daerah dalam jangka panjang. Pasalnya, banyak anggaran yang terpakai setiap mengadakan agenda (even) tersebut. Di sisi lain, anggaran itu juga harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam rangka membangun Kota Tangerang, khususnya pariwisata.
“Sekarang gini deh, setiap mereka sehabis mengadakan kegiatan festival, seberapa besar wisatawan yang berkunjung ke Kota Tangerang untuk berwisata, lalu apa saja wisatanya yang dapat menghasilan PAD. Ini kan masih menjadi persoalan dan tugas Budpar selama ini,” tutur dia.
“Dan, data-data itu pernah kami minta ke Budpar, sejauh mana program itu bisa terlaksana dengan anggaran yang cukup besar setiap tahunnya. Artinya Disbudpar Kota Tangerang harus benar benar efektif dalam membuat program, tidak hanya itu-itu melulu,” kata dia.
“Baik itu kesenian, kebudayaan yang kerap mereka tampilkan. Saya rasa juga banyak potensi-potensi dari temen-temen lokal dalam berkesenian dan harus dilibatkan,” ujarnya.
Selain itu, ia mendorong Disbudpar Kota Tangerang untuk merancang studio produksi. Yang mana nantinya bisa difungsikan untuk membuat produksi sendiri tidak lagi menggunakan pihak luar.
“Saya rasa Disbudpar bisa kok, 1 persen saja anggaran itu untuk membuat studio produksi. Anggaran mereka tahun 2024 saja sebesar Rp60 miliar lebih, dan untuk SDM banyak kok,” tutup Azka. (Gor)